Lombok sebagai suatu daerah tujuan wisata, baik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnu) telah sangat dikenal sejak lama. Kemajuan sector pariwisata NTB melampaui proyeksi UNDPdengan presentase kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 281% dan kunjungan wisatawan nusantara sebesar 86%. Pada tahun 1991 (Forum Komunikasi Pariwisata,1993) sejak tahun 1990an sector pariwisata NTB, khususnya di pulau Lombok secara signifikan terus meningkat hingga pada tahun 1997 ketika Indonesia dan Asia pada umumnya dilanda kerisis moneter. Tingkat kunjungan wisatawan asing , khususnya dari negara negara Asia menurun drastis. Keadaan ini tidak berlangsung lama yakni pada tahun 1999 sektor pariwisata mulai menunjukkan kegairahannya hinga tahun 2000 ketika bom mengguncang Pulau Bali yang justru sebagai ikon pariwisata Dunia.
Menurunnya kegiatan pariwisata di Pulau Bali sangat mempengaruhi keadaan pariwisata di Pulau Lombok, sebab hampir semua wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Lombok adalah wisatawan yang datang dan berkunjung ke Pulau Bali. Tempat tempat wisata yang sebelumnya ramai dikunjungi wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawann nusantara menjadi tempat yang sepi dan sunyi. Hotel , restaurant, café, toko seni, biro perjalanan, sebagian besar tidak memiliki aktifitas ekonomis produktif yang signifikan. Pedagang asongan yang biasanya bertebaran menjajakkan cindera mata seolah telah punah. Berbagai pihak yang memiliki kompetensi di sector pariwisata sangat terpukul dengan keadaan tersebut. Namun dengan semangat hidup yang tersisa mereka terus berusaha mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah yang demikian kompleks tersebut. Bersama sama dengan Pemerintah, para pelaku pariwisata melakukan berbagai upaya revitalisasi sector pariwisata melalui promosi baik yang bersekala nasional lebih lebih internasional. Beberapa saat setelah dilakukannya berbagai pembenahan, akhir tahun 2003 sektor Pariwisata di Pulau Lombok mulai memperlihatkan kegairahannya. Daerah daerah tujuan wisata mulai ramai di kunjungi wisatawan yang peningkatannya kian hari kian signifikan. Sarana pendukung pariwisata sudah mulai melayani wisatawan yang membutuhkan pelayanan, seperti transportasi, konsumsi, akomodasi, dan telekomunikasi. Para pekerja pariwisata sudah mulai melakukan aktifitas seperti biasanya bahkan penjaringan tenaga kerja pariwisata sudah mulai meningkat sehingga dapat mengurangi pengangguran, singkatnya saat ini sector pariwisata sudah muali menampakkan tanda tanda menuju kearah yang lebih baik. 2. Peluang Pengembangan Pariwisata Lombok2.1 Dukungan Fisik : Sarana Dan Prasarana , Objek dan Daya Tarik WisataPariwisata mencakup berbagai aspek antara lain, sarana dan prasarana, seperti hotel, travel, restaurant, bandara yang representative, dan sebagainya. Objek dan daya tarik wisata, seperti keindahan alam, atraksi budaya, dan keragaman flora dan fauna. Kesemuanya ini merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan pariwisata di suatu daerah. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai sangat menunjang kelancaran aktivitas pariwisata di suatu daerah. Sebab dengan tersedianya sarana dan prasarana tersebut eksesibilitas wisatawan akan kebutuhannya selama melakukan aktivitas wisata akan menjadi mudah.Demikian halnya dengan objek dan daya tarik wisata sebagai faktor penting lainnya yang tidak kalah dengan sarana dan prasarana. Keindahan alam dan daya tarik wisata yang unik merupakan salah satu alasan wisatawan untuk berkunjung kesuatu daerah seperti pantai Senggigi dengan hamparan pasirnya yang indah, pantai Sekotong dengan pasir putihnya yang bersih, pantai Kute dengan kekhasan sediment bebatuannya merupakan potensi yang teramat besar nilainya untuk pengembangan pariwisata Lombok. Demikian juga dengan Gili Trawangan dan Gili Meno dengan kecantikan taman bawah lautnya (blue coral), Gunung Rinjani dengan Danaunya, Hutan Sesaot dengan keaneka ragaman floranya dan masih banyak lagi objek objek wisata lainnya baik yang sudah teridentifikasi maupun yang masih diekslorasi. Kesemuanya itu merupakan kekayaan sebagai modal untuk pengembangan pariwisata lombok. 2.2 Dukungan Sosial Budaya, Persepsi , Keramah tamahan, Seni, dan Budaya Masyarakat.Mengembangakan sector pariwisata tentu saja tidak terlepas dari kondisi sosial budaya masyarakat suatu daerah. Jika suatu daerak yang ingin memajukan pariwisata hanya memperhatiakan faktor fisik saja, maka pariwisata akan berjalan dengan pincang bahkan cenderung stagnan. Oleh karean itu, aspek masyarakat dan kebudayaannya juga harus diperhatiakan. Hal ini sebagaimana yang di nyatakan oleh Burn(1995:113 – 115) bahwa kebudayaan merupakan sumber komersil dan sekaligus sebagai nilai buday masyarakat yang tidak bisa dirubah. Aspek sosial budaya yang dimaksud adalah bagaimana persepsi , keramah tamahan, sejarah, kesenian, dan budaya masyarakat Lombok yang dapat di kembangkan untuk mendukung pengembangan pariwisata. Pada umumnya persepsi masyarakat Lombokterhadap eksistensi kepariwisataan didaerahnya bisa dikatakan positif. Hal ini dibuktikan dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh May (2005:95 – 96) bawa masyarakat Lombok sudah bisa menerima industri pariwisata hadir di tengah tengah masyarakat, Khususnya masyarakat yang bermukim disekitar tempat tempat wisata. Hal ini dibuktikan dengan ketergantungan mereka terhadap sector ini yang cukup besar. Mereka dapat menciptakan kegiatan seperti menjadi pemandu wisata, membuka café, industri kerajinan, dan lain lain yang dapat menghasilkan uang. Demikian halnya dengan tokoh masyarakat, mereka telah menyatakan kesiapannya untuk menjadi promoter Pariwisata di kawasan Asia Tenggara dan Timur Tangah denagn tujuan ingin memajukan wisata religius. Faktor keramah tamahan penduduk atau masyarakat sangat mendukung kelancaran kegiatan pariwisata disuatu daerah sebab,masyarakat yang ramah dapat memberikan kenyamanan kepada wisatawan demikian juga dengan seni dan budaya merupakan faktor pendukung pariwisata yang tidak kalah pentingnya dan jika dikelola dengan benar maka akan menjadi daya tarik wisata yang menarik. Disamping keindahan Alam, destinasi destinasi wisata Indonesia pada umumnya dikenal dengan kekhasan seni dan budayanya (marpaung, 2002:165). Di Pulau Lombok, misalnya terdapat artifak seni yang beragam,seperti seni tari, seni musik, dan seni gerabah. Tari Rudat merupakan salah satu tarian khas Lombok yang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Demikian juga dengan seni musik Gendang Beleqnya yang selalu eksis pada saat acara Nyongkolan dan festifal festifal budaya tahunan lainnya. Yang tidak kalah menariknya lagi adalah seni Gerabah sangat diminati oleh wisatawan mancanegara karena bentuk dan modelnya yang unik.
0 komentar:
Post a Comment